The story behind my first cash award

 

PUJI TUHAN…

Tanggal 10 Juli kemarin, waktu saya login ke V3 untuk bedah AR, di situ tertulis
Jabatan: Director.

Ah, senangnyaaaa… Perjalanan dan perjuangan saya selama 8 bulan ini telah mengantar saya ke cash award pertama saya.

 

DSC00318

14 November 2014 yang lalu, saya bergabung dengan dBC dan Oriflame di bawah bimbingan Executive Director Yulia Riani (waktu itu Senior Diamond Director). Ga banyak yang ada di pikiran saya waktu itu. Saya hanya merasa, kalau di usia saya yang baru kepala empat ini, saya masih cukup produktif untuk bekerja.

Tambahan lagi, ketika suatu hari saya diundang ke sebuah kebaktian pengucapan syukur, ada bagian khotbah yang amat menarik perhatian saya saat itu: “Karena Bapaku bekerja, maka aku pun bekerja. Dan jikalau aku hidup, makan hidupku adalah untuk bekerja dan menghasilkan buah”.

Makin bulatlah tekad saya. Dan pertanyaan “kenapa saya harus bekerja” pun berubah menjadi “kenapa saya tidak bekerja?”

Saya kan masih punya banyak mimpi yang ingin saya wujudkan. Saya ingin menjadi penulis. Saya ingin mengajak suami dan anak2 berkeliling dunia. Saya ingin punya Rumah Sakit. Saya ingin mengirim anak2 ke sekolah terbaik. Saya ingin bisa memberi lebih banyak buat orang lain. Dan bekerja akan membantu saya mewujudkan mimpi2 itu…

Terus, kenapa pilih MLM Oriflame?

Saya merasa, pekerjaan ini memang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi saya saat itu, dan juga sekarang 🙂 Masuk semua kriteria dream job saya: waktu kerjanya fleksibel dan penghasilannya bisa tidak terbatas!

Saya udah ga kuat kalau disuruh kerja di kantor orang yang boss nya galak dan suka ngomel2.
Yang kalau mau ngajuin cuti mikirnya lamaaa…
Yang kalau saya atau anak2 sakit, boss nya suka telp: sembuhnya kapan? Ada kerjaan urgent yang harus segera diberesin…

Hehehe…, biarlah semua itu jadi kenangan berharga saja yaaa… 😀

Yang saya perlu sekarang adalah pekerjaan yang bisa saya kerjain di rumah sambil nemenin anak2.
Yang bisa bikin otak saya tetep muter biar ga cepet pikun, tapi jantung saya tetap berdetak dengan normal. Hehehe…

Jadi, begitulah…

Hati saya sreg. Maka saya pun mengikuti kata hati saya 🙂

You know what, some times you just have to listen to your heart. For it never lies to you 🙂

Jadi, ya… saya mulai saja. Ga pake banyak mikir, ga pake nunggu2. Langsung tancap gas aja 🙂

Sama seperti banyak teman yang lain, saya juga memulai bisnis ini dari “nol”. Dari ga ngerti apa2. Tapi saya tau apa yang saya mau. Saya tau persis apa yang ingin saya capai.

Saya beruntung karena punya row model yang bisa saya teladani. Saya mulai semuanya dengan belajar mendengarkan. Melajar manut.

Disuruh jualan, ya saya jualan.
Diajarin melakukan prospek, ya saya praktekin
Diminta install Whatsapp, ya saya kerjain…
Bikin group mbak! Siiip!
Update status mbak! Siap!
Ikut training mbak! Laksanakan!

Diejek, belajar cuek. Yang ngejek kan belum tentu lebih baik dari saya. Hehehe…
Diketawain, ikutan ketawa ajaa… Karena ketawa itu kan lebih sehat dari pada stress…
Ditolak, ya gpp… Saya ngajakin orang maksudnya baik kok… Dan berbuat baik seharusnya bikin kita happy, bukan sedih kan yaaa…

Dan begitulah, saya jalani proses belajar saya dari hari ke hari.
Selalu ada yang baru setiap hari. (Detailnya nanti saya sharing di etraining khusus yaaa… Slides nya sedang saya siapin 🙂 )

Bulan pertama, saya berhasil closing di level 6%. Dapet transferan bonus 134 ribu.
Bulan kedua, loncat ke 12%, transferannya naik jadi 740 ribu.
Bulan ketiga, naik 15%, transferannya sudah 1,67 juta.
Bulan keempat, naik lagi jadi SM 21%, trasferannya sdh 6,1 juta
Di bulan kesembilan, saya menyelesaikan masa kualifikasi Director saya. Selain performance discount dan bonus bulanan, saya juga berhasil dapat cash award pertama saya. Puji Tuhan…

10540377_10152577672716170_5825168163386287894_n

Perjalanan saya memang masih jauuuhhhh…., tapi sekarang saya sudah tau petanya. Saya sudah ngerti harus lewat mana supaya saya bisa sampai ke sana. Bagaimana dan kapannya, saya sendiri yang menentukan.

Hidup memang penuh dengan pilihan. Dan saya sudah memilih untuk menikmati dan bahagia dengan pekerjaan saya sekarang 🙂

Yang mau gabung dan ikut belajar juga, silakan yaaa…
The door is wide open 🙂

Lesca Boma
Independent Director of Oriflame
www.lescaboma.net
www.lescaboma.com

Mengenai target

target-arrows-to-success-business-motivation-32890189

Kenapa ya, masih banyak orang yg bergidik waktu denger kata “target”?

“Tiap bulan ada target penjualan ga mbak?”
“Kalau kita ga mencapai target, terus gimana?”

“Target” kelihatannya memang masih menjadi momok yang menakutkan yaa… Hehehe 😀 Padahal, kalau kita mau perhatikan, sebetulnya hidup ini penuh dengan berbagai macam target. Setiap saat kita juga selalu dihadapkan dengan yang namanya target.

Masak, tentu perlu ada target. Kalau kelamaan bisa gosong.
Tidur juga perlu ada target. Minimal 4 jam di malam hari, dan 15 menit di siang hari.
Sekolah juga ada targetnya. Harus lulus SD dalam 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun. Kalau kelamaan kasian sekolahnya.
Hamil juga ada targetnya. Kalau sudah 9 bulan 10 hari belum ada kontraksi, mungkin dokter akan mulai memikirkan kemungkinan dilakukannya induksi.
Nyetir juga pake target. Makan juga, mandi juga, dan tentunya bekerja juga.

Jadi kalau kita sebetulnya sudah begitu bersahabat dengan yang namanya target, kenapa  masih juga merasa takut?

Target itu sesuatu yang jinak kok… Dia justru kita butuhkan untuk membantu kita menentukan ke arah mana kita akan menjalani hidup kita.

Dan sekarang, apakah kita sudah menentukan apa target hidup kita?
Apakah kita sudah menemukan apa yang ingin kita raih dalam hidup?
Apakah yang menjadi mimpi terbesar kita?

Tiap kali seseorang membuat target dalam hidup, biasanya mereka akan memulainya dengan penuh semangat untuk mewujudkannya. Namun kadang di tengah jalan semangat tadi mengendur karena banyak alasan. Kegagalan, tidak ada waktu, kesibukan dan niat  yang kurang kuat sering kali jadi penghalang dalam kita berjuang mencapai target dan mimpi kita.  Pada akhirnya, target tinggallah target, sebuah daftar harapan yang tak kunjung diwujudkan dalam bentuk aksi.

 Lalu apa yang bisa kita lakukan?

 Pertama: Tetapkan tujuan.

Banyak orang yang jutsru lebih serius merencanakan liburannya daripada merencanakan hidupnya. Entah karena malas, atau tidak mengerti. Padahal seperti halnya perjalanan, hidup semestinya punya tujuan yang spesifik. Dan perencanaan adalah laksana peta yang akan menuntun kita sampai ke tujuan.

Karena itu, mulailah untuk memikirkan hal apa yang ingin kita raih  dalam hidup ini, dan apa pengalaman yang ingin dirasakan selama kita hidup. Tujuan ini bisa memberikan arah dalam hidup kita.

Apakah kita ingin memiliki hidup yang luar biasa? Ataukah kita ingin sebuah hidup yang biasa2 saja?

Saya? Saya ingin sebuah hidup yang spektakuler! Saya ingin melihat ketiga anak saya bersekolah di sekolah terbaik. Saya ingin bisa melakukan banyak hal yang menyenangkan, menyalurkan hobi traveling saya di saat saya masih sehat dan kuat. Kalau saya, suami dan anak2, atau pun orang tua kami sakit, saya ingin kami semua bisa dirawat di rumah sakit yang baik dengan pelayanan VIP. Saya ingin bisa membantu lebih banyak orang, berbagi dengan sebanyak mungkin manusia.

Saya tidak tertarik dengan hidup yang biasa2 saja…

Ada dua tipe tujuan yang bisa dibuat, yaitu tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Agar lebih efektif, dua-duanya harus ditetepkan deadline-nya secara pasti. Tetapkan awal dan akhir dari proses target tersebut, lengkap dengan langkah atau cara-cara bagaimana mewujudkannya. Buatlah peta hidup kita se-detail mungkin…

Buatlah rencana hidupmu sekarang, atau selamanya engkau akan menjadi bagian dari rencana orang lain… – Rangga Umara-

Kedua: Tetapkan prioritas

Manajemen yang efektif ialah manajemen yang menetapkan segala sesuatu sesuai dengan skala prioritas, bertahap dan sesuai urutan kepentingannya.

TUHAN dan keluarga akan selamanya menjadi prioritas teratas dalam hidup saya. Sementara untuk bisa mencapai target hidup saya, prioritas yang harus saya pilih sekarang adalah bekerja. Dengan senang hati saya menghabiskan rata2 12 jam dalam sehari untuk mengembangkan bisnis saya. Saya memilih untuk menunda kesenangan hari ini, untuk sesuatu yang jauh lebih besar di waktu yang akan datang…

Apakah kita sudah menentukan prioritas hidup kita?
Apakah kita memilih untuk bersenang2 sekarng, lalu bekerja keras di saat tua?
Atau sebaliknya?

Siapa yang malas bekerja di saat muda harus ikhlas bekerja di saat tua… -Mario Teguh-

Ketiga: Bersikaplah Konsisten.

Sikap konsisten dapat diartikan sebagai: memiliki pendirian teguh dan sikap yang tidak  mudah berubah – ubah. Seorang yang memiliki sikap konsisten akan tetap memegang teguh pendiriannya meskipun banyak mengalami tantangan dan godaan, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain.

Godaan dari diri sendiri bisa berupa rasa malas, kecewa, takut gagal dan lain2. Sementara  godaan dapat berasal dari pihak lain bisa berbentuk ejekan, penolakan atau pun ancaman.

Target dan tujuan sudah ada. Prioritas juga sudah ditentukan. Tinggal sekarang memastikan diri bahwa kita akan tetap konsisten dengan pilihan yang kita buat.

Ditolak berapa kali? 10 kali? 1000 kali? Ga apa2… Kita jalan terus aja…
Diejek sama siapa? Temen? Sodara? Ga apa2… Kita senyum aja…
Diancam bagaimana? Kalau ancamannya terasa mengganggu, mari kita lapor sama pihak yang berwajib aja yaa…  🙂

Jadi gitu yaaa…., sekarang sudah ga perlu takut lagi sama yang namanya target yaa… Apalagi kalau target itu kita sendiri yang bikin. Justru kalau ada temen2 yang sampe sekarang belum punya target, ayo… mulai pikirkan dan tentukan targetmu sekarang….

Buat target setinggi2nya yaaa….
Dan mari berjuang sebaik2nya untuk mencapai target itu… 🙂
Do it with all your heart.
Do your best, and GOD will take care the rest.

Semarak Tuponas!

Sejak 5 bulan terakhir ini, TUPO jadi sesuatu yang akrab sekali di telinga, otak dan hati saya.
Sensasinya, keseruannya, kehebohannya, ternyata ngangenin dan mulai jadi madat. Hehehe 😀

Apa sih TUPO itu?
Apa sih gunanya TUPO?
Kenapa kita harus TUPO?
Gimana caranya biar bisa TUPO?
Kalau ga TUPO, terus gimana?

TUPO itu tutup poin, istilah yang digunakan di bisnis MLM Oriflame untuk menyatakan pencapaian suatu target yang sudah ditentukan. Karena Oriflame menggunakan sistem poin, maka sering disebut juga dengan Target Poin dan Tutup Poin. Target yang diset oleh masing2 orang berbeda2, oleh sebab itu nilai TUPO nya juga berbeda antara Konsultan yang satu dengan yang lain.

Setiap bulan, Oriflame akan memberi kita Performance Discount atau Bonus yang nilainya disesuaikan dengan level kita masing-masing. Semakin tinggi level kita, akan semakin besar juga bonusnya. Syaratnya, kita perlu melakukan TUPO sesuai dengan level yang menjadi target kita. Kalau mau level semakin tinggi, tentu saja Target Point atau TUPO nya juga akan semakin besar.

Bisnis kita ini adalah bisnis marketing, di mana salah satu aspek utamanya adalah jualan. Setiap barang yang kita jual ada nilai poinnya sendiri2. Semakin banyak kita order barang, akan semakin banyak poin yang kita kumpulkan.

Di banyak materi eTraining kita diajarkan bagaimana cara yang efektif untuk bisa melakukan TUPO. Yang paling mendasar adalah dengan cara:
– Order atau belanja untuk keperluan pribadi (mengalihkan kebutuhan sehari2 ke produk2nya Oriflame), dan
– Order atau belanja untuk jualan.

Yang menarik adalah, masih banyak teman2 Konsultan yang keliru menyingkapi masalah TUPO ini. Kalau diingatkan sama Upline/Sponsornya untuk TUPO, yang kepikiran adalah “saya harus belanja lagi biar dapet poin, biar bisa TUPO”.
Maka kemudian jawaban yang sering kita denger adalah:

“Wah, saya jangan disuruh belanja terus dong mbak… Saya udah ga ada duit. Lagian bisa bangkrut saya kalau tiap bulan beli lipstik”
“Ntar lagi aja deh belanjanya mbak, nunggu saya gajian dulu…”
“Maaf ya mbak, saya lagi ga ada keperluan yang harus saya beli. Belanjaan yang bulan kemarin aja masih ada… Kapan2 aja deh…”

Iyaa…, kejadiannya akan seperti itu kalau kita mikirnya TUPO itu hanya belanja untuk keperluan pribadi. Padahal kalau kita mikirnya belanja itu untuk jualan, itu kan justru akan memberikan keuntungan yang berlapis2 yaa… Selain bisa dapet poin, kita juga bisa dapet laba dari hasil penjualan langsungnya. Kalau poin kita mencapai target, kita bisa naik level. Kalau level kita naik, Bonus kita juga akan naik. Kalau Bonus kita naik, penghasilan kita juga akan bertambah. Kalau penghasilan kita bertambah, tentu standar hidup kita juga bisa lebih baik. Dan semua efek domino ini dimulai dari TUPO!

Jadiii…, sudah bukan waktunya lagi ada Konsultan yang masih alergi, takut atau stress sama yang namanya TUPO yaa… Diingatkan atau tidak diingatkan sama Upline, kita tetap akan berusaha untuk TUPO. Karena kita memerlukan TUPO…

Sebarkan katalog setiap ada kesempatan. Asah kemampuan marketing kita sesering mungkin. Lakukan penjualan sebanyak2nya!
Dan jangan kaget kalau di akhir bulan nanti kita akan melihat poin kita luber2, jauh melebihi target yang sudah kita tetapkan.

Terus, kalau bulan ini saya ga bisa TUPO, gimana?

Ya ga gimana2….
Kamu hanya akan jalan di tempat aja, dan kehilangan banyak kesempatan. Mulai dari kesempatan untuk mendapatkan berbagai rewards, kesempatan naik level, kesempatan dapat bonus dan cash award, kesempatan jalan2 ke luar negeri gratis, dan puluhan kesempatan lain yang sebenarnya sudah menunggu di depan mata.

Jadi temen2 semua, mari kita rayakan semarak TUPO kita hari ini yaa…

Happy Tuponas!
See you all at the top!

Story of my life: I love Monday!

Sejak kapan? Persisnya saya lupaaa… 😀

Tapi duluuu…, saya sebeeelll deh sama yang namanya Monday. Rasanya bangun pagi dan memulai hari Senin itu lebih berat dari hari2 yang lainnya. Bayangan jalanan yang muacet di sana sini, kerjaan yang numpuk di kantor, tampang boss yang ga bersahabat, antrian panjang di Bank… What can possibly make it worse? Tanggal tua, dimana persediaan uang ongkos dan uang makan semakin menipis 😀

Ngomong2 soal hari Senin, saya jadi inget sama masa lalu saya dulu…

Saya bersyukur pernah bekerja sebagai seorang karyawan Perusahaan partikelir selama hampir 13 tahun lamanya. 3, 5 tahun di Bandung, dan sisanya di Jakarta. Dua-duanya Perusahaan IT dan Telekomunikasi yang bergerak di bidang trading. Walau pun waktu itu karir saya ga hebat2 amat, tapi pengalaman bekerja saat itu banyak memberikan saya pelajaran penting dan berharga.

Dari sanalah saya belajar yang namanya menguasai produk knowledge, mulai dari yang namanya harddisk SCSI, router, jaringan fiber optic sampai membangun integrated contact center. Belajar juga tentang administrasi perusahaan mulai dari pencatatan inventory di gudang, nyiapin dokumen tender, bikin bid bond, sampai bikin proposal dan draft kontrak. Belum lagi ilmu2 praktis lain yang priceless nilainya, seperti pengembangan diri, leadership, human approach dan lain-lain. Pluuuussss…., bonus jalan-jalan keluar kota dan keluar negeri walau pun sekalian tugas 😀

Tapi semua pengalaman berharga itu harus saya bayar dengan harga yang sangat mahal. Saya kehilangan banyak waktu dengan kedua buah hati saya. Setiap hari saya pergi meninggalkan rumah saat mereka masih tidur, dan baru kembali ke rumah saat mereka sudah tidur. Saya tidak melihat sendiri apa yang di makan Bianca setiap hari. Dan saya juga ga tau seperti apa mukanya Benaia saat matanya terkena air dan sabun waktu dia dimandikan.

Waktu masih umur 1-2 tahun, Bianca suka nangis jerit2 kalau liat Ibunya mau berangkat ngantor. Ritualnya waktu itu adalah, Bianca dibawa jalan2 sama si mbak, untuk liat ayam tetangga atau beli es krim ke warung. Biar keslimur dan ga sadar kalau ibunya sudah pergi. Tapi lama2 anak juga jadi kebal yaa… Dia jadi seperti sudah biasa ditinggal ibunya setiap hari. Belakangan kalau saya harus pergi ngantor atau dinas ke luar kota, Bianca akan mengantar saya sampai ke teras, salim lalu melambaikan tangannya. Iya, begitu aja… Berbeda kalau mbak Inem yang mau mudik ke Wonosobo, Bianca bisa nangis kejer minta ikut.

Pernah suatu hari saya pulang dari kantor, saya liat Bianca sedang menggeret2 kopor mainannya yang berbentuk kodok warna hijau. Waktu saya tanya: “Bianca mau kemana?” Jawabannya: “Mau pulang ke Wonosobo sama mbak Inem…”

Suatu hari saat Benaia mau tumbuh gigi badannya sempat panas. Dan waktu Benaia terbangun di tengah malam, yang dilakukannya adalah nangis, mencari kain panjang yang biasa dipake untuk nggendong, dan langsung lari keluar kamar sambil manggil2 mbak Inem. Padahal saya, ibunya ada di sebelahnya. Lucu ya? Gaaaa, tapi sediiiih sekali….  😦

Meninggalkan buah hati saya dengan seorang asisten rumah tangga juga memang bukannya tanpa resiko. Tapi waktu itu kami memang ga punya pilihan yang lebih baik.

Saya tidak pernah menyesali pilihan saya yang menjadi Ibu bekerja saat itu. Saya yakin, sama seperti semua Ibu bekerja yang lain, kami juga adalah pejuang2 dan pahlawan keluarga. Kami bekerja demi mewujudkan cita2, harapan dan mimpi2 kami juga…

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya pada awal tahun 2008, saya memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai karyawan, saat itu bertepatan dengan persiapan kelahiran anak ketiga kami, Benezra. Rasanya? Campur aduk… Antara seneng, bergairah, deg degan juga takut. Dulu mantan boss saya pernah bertaruh, saya hanya akan bisa bertahan jadi ibu rumah tangga selama 1 bulan saja. Hehehe… Nyatanya, sudah lewat 6 tahun, dan saya ga pernah menyesali keputusan saya…

Melewati masa2 transisi itu memang ga gampang yaa… Apalagi tepat sebulan setelah saya jadi ibu rumah tangga, saya ditinggal mbak Inem, asisten kepercayaan yang sudah membantu saya selama hampir 5 tahun. Tapiii…, karena yang mau saya urusin itu adalah keluarga saya sendiri, anak2 yang saya lahirkan, jadi ya… saya yakin saya pasti bisa…

Begitulah…, makin hari saya semakin bisa menikmati menjadi seorang ibu rumah tangga. Saya semakin mengerti betapa berat sekaligus menyenangkannya mendedikasikan waktu kita untuk keluarga. Kadang saya hanya bisa tidur 2 jam dalam sehari. Pernah selama berhari2 saya ga liat jalan raya. Ga jarang saya juga kehilangan orientasi waktu, ga inget ini hari apa, tanggal berapa 😀 Tapi saya senang bisa menghabiskan banyak waktu saya sama anak2. Saya seperti bayar utang, seperti balas dendam… Hehehe 😀

_DSC1789

Tahun 2010, saya memberanikan diri untuk mulai berkarir lagi. Pilihannya kali itu adalah menjadi pengusaha restoran. Bapak menawarkan sebuah kesempatan yang menurut saya luar biasa! Saya merintis sebuah rumah makan di daerah Juanda, Jakarta Pusat. Buat saya itu adalah kesempatan emas yang ga mungkin ditolak. Ide buka restoran itu adalah sesuatu yang super mewah buat saya yang dulu pernah punya cita2 punya warung nasi…

Persiapan saya lakukan selama 2 bulan. Mulai dari menentukan jenis restoran apa yang akan saya buka, menentukan sistem produksi dan marketingnya, merekrut karyawan, mendesain ruang, sampai menyiapkan semua perabotannya. Semua saya lakukan dengan penuh semangat dan gairah. Berkali2 saya blusukan ke Pasar Senen buat cari piring, gelas, sendok garpu dan teman2nya. Ke pasar kecapi untuk cari supplier bumbu2 dapur yang kualitasnya baik dan harganya bagus. Dan yang paling seru sekaligus melelahkan adalah mengeksplorasi pasar ikan Muara Angke!

Hari2 pertama di restoran saya adalah kenangan manis yang ga akan terlupakan. Menerima pesanan, menyiapkan makanan di atas piring saji dan menyajikannya kepada pelanggan restoran adalah sesuatu yang sangat saya nikmati. Melihat wajah2 pelanggan yang puas dan akhirnya memutuskan untuk datang kembali ke restoran kami adalah sesuatu yang ga ternilai harganya.

Saya menghabiskan banyak sekali waktu saya di restoran itu. Dari pagi hingga malam, bahkan juga di akhir pekan. Saat anak2 tidak sekolah, mereka akan ikut bersama saya ke restoran. Tapi tentu saja tidak bisa tiap hari. Tidak ada tempat yang cukup nyaman untuk mereka beristirahat di restoran. Dan jarak dari rumah kami ke restoran yang ga bisa terbilang dekat itu juga jadi kendala. Terlalu melelahkan untuk ketiga anak saya. Lagi2 saya merasa kekurangan waktu untuk dihabiskan dengan mereka…

Setelah 2 tahun, ketika masa sewa ruang restoran saya habis, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti dulu. Kembali menjadi full time mother yang menghabiskan nyaris 24 jam sehari dengan anak2.

Hari berjalan dengan cepat. Anak2 mulai besar. Dan saya merasa mulai ada waktu lebih untuk memulai sebuah usaha baru 🙂

Suatu hari di bulan November 2013 yang lalu, seorang teman blogger yang saya kenal bertahun2 menghubungi saya:

“Mbak, mau ga jalanin bisnis Oriflame bareng aku?”

Lho, kok seperti pucuk dicinta ulam tiba ya?

Begitulah, akhirnya sekarang saya kembali menjadi sorang ibu rumah tangga yang juga seorang ibu bekerja. Penjadi pengusaha mandiri melalui mekanisme bisnis MLM yang bekerja sama dengan sebuah multi national company bernama Oriflame.

Sejak bergabung dengan Oriflame, hari2 saya pun menjadi semakin berwarna dan menggairahkan. Saya mulai kembali menghabiskan banyak waktu saya untuk belajar. Mulai dari belajar dandan, belajar merekrut orang, belajar tentang teori internet marketing, sampe belajar tentang ilmu leadership dan pengembangan diri.

Dari yang ga pernah pake body lotion dan hanya sisiran sehari sekali, sekarang saya udah bisa mengaplikasikan foundation dan eye liner dengan benar. Dari yang “pendiem” sekarang sudah mulai belajar untuk bisa terbuka dan berani memotivasi orang. Dari yang suka bersikap pesimis, jadi orang yang optimis dan percaya diri. Saya merasa menjadi manusia yang lebih baik.

Sama seperti pekerjaan2 saya sebelumnya, bisnis Oriflame saya ini juga menyita banyak waktu dan perhatian saya. Saya menghabiskan sekitar 12 jam sehari untuk menjalankan bisnis saya. Saya menukar jam nonton TV dan tidur siang saya untuk mengikuti etraining atau mem-follow up prospek dan jaringan saya. Dan saya menerima hasil yang lebih dari sepadan!

Bagaimana dengan ketiga anak saya?

Saya tetap bisa menghabiskan sebagian besar waktu saya bersama mereka. Saya menyiapkan semua bekal sekolah mereka setiap pagi. Mengantar dan menjemput mereka dari sekolah. Menemani Benaia bermain scrabble, mengajari Bianca cara membuat muffin. Menemani Benezra latihan piano. Mendampingi ketiganya mengerjakan PR dan belajar untuk ulangan. Menghabiskan akhir pekan sambil menemani anak2 latihan renang, menonton film di bioskop, atau sekedar nonton TV rame2 di rumah. Membacakan buku dan berdoa bersama mereka sebelum tidur.

Bukankah itu luar biasa?

Saya bukanlah seorang yang percaya dengan teori “kebetulan”. Saya yakin segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita bukanlah suatu kebetulan. Semuanya adalah kemurahan. Semua ada dalam koridor rencana TUHAN. Bukan kebetulan saya bekerja menjadi karyawan di Bandung dan Jakarta. Bukan kebetulan saya ketemu Yulia Riani 10 tahun yang lalu. Bukan kebetulan restoran saya tutup karena sewanya ga bisa diperpanjang. Saya yakin perkenalan saya dengan Oriflame juga adalah sesutau yang sudah TUHAN siapkan untuk saya dan masa depan kami sekeluarga.

Jadi kembali ke pertanyaan tadi, sejak kapan saya suka hari Senin? Saya tetap ga ingat… 😀 Tapi yang pasti buat saya Senin sekarang tidak lagi menakutkan. Setelah selama akhir pekan tubuh dan jiwa di re-charge, Senin justru menjadi hari yang penuh gairah!

Selamat hari Senin,
Selamat mensyukuri hidup.
Jangan lupa bahagia…

Mengubah “HANYA” menjadi “JUSTRU”

Sudah sering ya, kita denger orang ngomong begini:

“Ah, saya sih hanya ibu rumah tangga biasa, taunya cuman ngurus anak aja… Ga ngerti sama bisnis2 begitu…”

Atau:

“Ah, saya mah orang desa… Bisnis begituan kan pantesnya buat orang2 kota yang sudah maju…”

Atau:

“Ah, saya kan sudah tua…, udah susah lah kalau disuruh belajar macem2…”

Temen2 sadar ga, kalau kalimat2 itu sebetulnya adalah cerminan rasa rendah diri? Secara ga sadar kita membatasi diri kita sendiri dengan perasaan2 negatif, yang perlahan2 akan menjadi keyakinan kita. Lama kelamaan kita akan yakin bahwa kita ga bisa apa2, bahwa kita kupret, bahwa kita ga mampu, bahwa kita pasti mentok dan gagal.

Padahaaalll…..,

JUSTRU, karena kita adalah seorang ibu rumah tangga, kita punya waktu yang lebih fleksibel. Punya otoritas untuk ngatur waktu kerja sendiri. Kapan harus ngurus rumah dan keluarga. Kapan mau memanjakan diri sendiri. Kapan mau bekerja mencari penghasilan…

JUSTRU, karea kita tinggal di desa, jauh dari hiruk pikuk kehidupan perkotaan yang penuh polusi, kemacetan dan tingkat stress yang tinggi, pikiran kita juga bisa lebih rileks dan badannya juga bisa lebih sehat. Dengan tubuh yang sehat dan pikiran yang tenang, kita bisa belajar dengan baik, bisa bekerja dengan efisien, ga perlu menghabiskan waktu berjam2 di jalan, bisa punya waktu untuk istirahat dengan cukup. Bisa lebih focus mengerjakan banyak hal.

JUSTRU, karena kita sudah tidak muda lagi, kita sudah banyak merasakan asam garam kehidupan, sudah lebih dewasa, sudah bisa berpikir lebih matang… Ditolak pasti sudah pernah, ditinggal temen juga bukan pengalaman baru.

Kita semua tentu sudah pernah mendengar cerita tentang “gelas setengah kosong dan setengah penuh” yaa…

Selalu ada 2 cara pandang dan persepsi manusia terhadap suatu hal. Termasuk saat kita menilai keadaan diri sendiri. Kita bisa menilai keadaan kita sebagai sesuatu yang negatif, atau sebaliknya.

 22594748

Setiap perubahan selalu dimulai dari pikiran. Karena pikiran lah yang mendahului perbuatan kita. Dengan mengubah cara kita berpikir, maka sikap mental kita pun akan berubah. Kalau sikap mental kita berubah, maka perilaku kita juga akan berubah. Jika perilaku kita berubah, maka hidup kita juga akan berubah.

Pilihan ada di tangan kita. Apakah kita mau selamanya hanya focus terhadap kekurangan2 kita? Atau kita mau belajar memandang hal2 yang dipandang orang sebagai kekurang itu jutsru menjadi kelebihan dan kekuatan kita?

Mau berubah atau tidak, itu sepenuhnya adalah hak kita sendiri.

Selamat memilih!
Jangan lupa bahagia.

Let’s shine bright like a diamond!

Semangat pagiii…
Kenalkan teman2 baru saya: rangkaian Diamond Cellular dari Oriflame 🙂

Image

Jadi,  dalam rangka persiapan untuk menjadi seorang Diamond, bulan ini saya memutuskan untuk mencoba rangkaian perawatan wajah Diamond Cellular.  Ada apa dengan Royal Velvet?  Ga ada yang salah dengan Royal Velvet kok… Royal Velvet juga bagus sekali, terutama buat mereka yang punya kulit normal cenderung kering. Kandungan pelembab dan anti agingnya bisa bikin kulit lembut, kenyal dan seger. Cuman ini memang rejekinya wanita usia empat puluhan yang disayang banget sama Oriflame yaa… Di Oriflame ada sedikitnya 2 pilihan rangkaian skin care dengan logo 40+  🙂

skin-care-guide-1

Image 1

Kita kenalan satu2 sama anggota kelarga Diamond Cellular ini yuuukkk…

Yang pertama, ada:

Diamond Cellular Micellar Solution Cleanser

Screen Shot 2014-04-12 at 9.17.38 AM

Diamond Cellular Micellar Solution Cleanser

Pembersih, penyegar sekaligus penghapus riasan nan mewah dengan White Diamond Elixir. Menggunakan teknologi micellar untuk menghilangkan kotoran di kulit dalam satu sapuan, tanpa menggunakan air. Gunakan di pagi dan malam hari dengan bantuan kapas. Kapasitas 200 ml.

Yang kedua, ada:

Diamond Cellular Illuminating Exfoliator

Screen Shot 2014-04-12 at 9.17.20 AM

Diamond Cellular Illuminating Exfoliator

Menghaluskan kulit dengan mengangkat sel kulit mati, menyibakkan kulit bercahaya di baliknya. Diamond Elixir mencerahkan, mengencangkan, dan meratakan warna kulit. Partikel Diami memoles kulit untuk wajah sehat dan lebih muda.  Kapasitas 150 ml.

Krim pembersih yang mengandung scrub ini bisa kita pakai 2 hari sekali. Saya suka sekali sama aromnya yang harum seperti susu dan terasa lembut di kulit.

Yang ketiga, adalah:

Diamond Cellular Multi-Perfection Eye Treatment

Screen Shot 2014-04-12 at 9.17.53 AM

Diamond Cellular Multi-Perfection Eye Treatment

Perawatan mata yang berkualitas untuk kulit tampak awet muda. Menyamarkan lingkaran hitam, sembab, garis-garis halus dan menghidrasi area mata secara intensif.  Kapasitas 15 ml.

Gunakan setiap hari dengan cara dioleskan di daerah sekitar mata.  Bisa membantu menghilangkan kantung mata juga. Gunakan sebelum mengoleskan krim siang atau krim malam.

Yang keempat:

Diamonds Cellular Anti-Aging Cream

Screen Shot 2014-04-12 at 9.18.38 AM

Diamonds Cellular Anti-Ageing Cream

Krim yang diciptakan untuk mengatasi tanda-tanda penuaan sehingga menjadikan kulit tampak awet muda. Kapasitas 50 ml.

Gunakan krim ini untuk merawat dan melindungi kulit kita di siang hari. Gunakan sebelum mengaplikasikan foundation/BB cream.

Yang kelima adalah:

Diamond Cellular Night Restorative Treatment

Screen Shot 2014-04-12 at 9.18.08 AM

Diamond Cellular Night Restorative Treatment

Perpaduan yang kuat antara bahan-bahan alami yang berharga dan teknologi terobosan baru. Perawatan malam hari yang berkualitas tinggi membantu mempercepat pertumbuhan selkulit yang baru, menjadikan kulit tampak lebih muda setelah 14 malam. Diamond Elixir Complex membantu menambah kelembapan kulit, sementara Cellular Sal Acid memperbaharui kulit dari dalam. Aplikasikan sebelum tidur untuk perawatan pada malam hari. Gunakan setiap malam. Kapasitas 30 ml.

Hasilnya?
Buat saya sangaaattt memuaskan 😀

Owiya, saya kasih tau rahasianya gimana saya bisa ngumpulin semua seri Diamond Cellular ini yaaa… 😉

Manfaatkan fasilitas BC kita…
Dalam beberapa bulan, kita bisa punya koleksi seri Diamond Cellular ini tanpa harus mbobol dompet… Asyik kaaannnn…

Yuukkk, yang mau nyobain Diamond Cellular juga…
Make our self shine bright like a diamond!

 

 

Ada apa di seberang sana?

Temen2 sudah pernah dengar atau baca cerita ini?

Bayangkan suatu ketika kita berdiri di atas puncak sebuah gedung pencakar langit. Beberapa ratus meter di depan kita ada gedung pencakar langit yang lain. Di hadapan kita hanya ada sebuah jembatan gantung kecil yang menghubungkan keduanya.

Buat saya yang takut ketinggian, membayangkan berdiri di puncak gedungnya saja sudah bikin kepala pening.

Apalagi kemudian dihadapkan sama satu pertanyaan ini:

“Maukah Anda berjalan melalui jembatan gantung ini untuk menyebrang ke gedung yang ada di depan Anda?”

Butuh sesuatu yang sangat besar dan berarti di seberang sana, yang bisa membuat saya mengalahkan rasa takut saya untuk mencoba melangkah meniti jembatan itu.

Maka pertanyaan saya kemudian adalah: “Apa yang akan saya temukan di puncak gedung seberang sana?”

Jika jawabannya, “entahlah” atau tidak ada apa2 di sana”, sudah barang tentu saya tidak akan mengambil resiko untuk menyeberang. No way…

“Kalau di puncak gedung seberang sana ada sekarung uang, apakah Anda akan melakukannya?”

Maka kepala saya pun mulai melakukan beberapa kalkulasi, seberapa kecil jembatannya? Ada pegangannya gak? Berapa jauh jarak yang harus saya tempuh? Seberapa tinggi gedungnya? Kira2 aman ga yaa… Dan mungkin masih banyak pertanyaan lainnya. Pertanyaan pertanyaan itu muncul dari keragu raguan, rasa takut yang melingkupi kita akan ketinggian, akan kegagalan. Takut jatuh, takut tidak berhasil, takut berhenti di tengah jalan, dan banyak takut yang lainnya.

Sekarang kita coba bayangkan lagi …. Bagaimana kalau di puncak gedung seberang itu ada anak kita yang sedang menangis memanggil manggil kita, atau ada orang tua anda yang sedang sakit menunggu pertolongan kita, atau ada istri/suami kita yang sedang menunggu anda untuk pergi bersama?

“Apakah Anda akan berjalan melalui jembatan gantung itu atau tidak?”

Rasa takut mungkin masih ada, takut jatuh, takut gagal dan lain sebagainya masih mengganggu. Tapi saya yakin Anda akan berjalan menyeberangi jembatan itu, tidak peduli seberapa tinggi gedung itu, seberapa kecil jembatan itu atau seberapa jauh jarak yang harus ditempuh. Karena orang orang tercinta yang berada di gedung seberang sana akan jadi motivasi kuat untuk Anda menyeberang!

DSC03152

Untuk orang2 tercinta dalam hidup saya, rasanya tidak ada sesuatu yang terlalu berat untuk saya perjuangkan. For they are worth fighting for…

Jadi temen2,
Ada siapa yang menunggu kita di seberang sana?
Akankah kita berjuang untuk mereka?

Selamat siang, selamat bekerja.
Jangan lupa bahagia…

 

Bacaan teman minum teh sore ini…

Image

“Mbak, aku mau dong diajarin bikin sarung bantal kayak gini. Susah ga mbak bikinnya?”

“Boleeehh… Bikinnya ga susah kok. Asal telaten aja pasti bisa…”

“Siiipp…, aku mau mulai praktek sekarang ya mbak…”

“Okee… Kamu sudah punya kain katun untuk bahan sarung bantalnya?”

“Belum mbak…”

“Ya udah, gpp… Tapi jarum sama benang sulamnya sudah ada?”

“Belum juga mbak…”

“Ya sudah… Tapi kamu sudah ada ide mau bikin sarung bantal yang seperti apa?”

“Nah itu dia mbak…, saya juga belum tau mau bikin yang kayak gimana…”

“Baiklaahh…, kalau gitu, kamu punya sapu ga?”

“Nah, kalau sapu aku punya mbak… Tapi sapu buat apa ya mbak?”

“Yaa…, buat nyapu rumah dong… Kalau kamu mau belajar jait tapi belum punya jarum sama benang, mendingan sekarang kamu nyapu rumah dulu aja yaaa… ”
——————————–

Temen2 mungkin pernah juga punya pengalaman seperti saya gitu ya… Ada temen yang japri minta diajarin tentang bisnis Oriflame yang sedang kita jalanin saat ini.

“Mbak, mau dong aku diajarin bisnisnya Oriflame… Biar aku juga bisa sukses kayak mbak…”

Dan kita tentu saja dengan tangan dan hati terbuka akan menyambut baik pemintaan itu. Bagaimana pun, di bisnis ini kita belajar untuk tidak hanya fokus pada mencari uang untuk kepentingan diri sendiri, tapi juga membantu membukakan pintu rejeki buat orang lain.

Selanjutnya, saya akan menanyakan beberapa hal mendasar seperti ini:

Apakah mbak/mas sudah pernah mendaftarkan diri jadi member Oriflame?
OK, kalau belum, kita bisa mulai belajar untuk melakukan pendaftaran online sekarang ya…
Mbak/mas punya fasilitas internet yang memadai kan?
Gpp, kalau belum ada, kita akan mulai dengan me-utilisasi perangkat atau gadget yang ada saja dulu.
HP nya ga support ya? OK, gpp…, untuk sementara kita akan belajar di warnet dulu yaa…

Tapi mbaaakkk…..

Here comes the 1001 excuses 😉

Tapi rumah saya jauh dari warnet.
Tapi saya ga punya banyak temen.
Tapi saya ga bisa dandan.
Tapi di kantor saya udah banyak banget orang yang jualan Oriflame.
Tapi saya ga punya modal.
Tapi saya belum tau sebenernya saya ini mau ngapain…

Jadi mirip sama temen saya yang mau belajar jait tadi yaaa… 😀

Kalau rumah jauh dari warnet, naik angkot deh… Biar ga capek jalan.

Kalau ga punya banyak temen, belajar kenalan deh. Kenalan sama temennya temen yang ada di FB. Kenalan sama ibu2 yang biasa suka barengan anter jemput anak di sekolah. Kenalan sama tetangga kiri kanan rumah kita. Kenalan sama abang2 sayur yang biasa nongkrong di pengkolan…

Kalau ga bisa dandan, belajar laaahhh…. Googling, tanya2 temen, down load video di youtube…

Kalau di kantor sudah banyak orang yang jualan Oriflame ya gpp… Di pasar juga sudah ada puluhan mbok2 yang jualan sayur. Semuanya asik2 aja tuuhh… Rejeki orang kan sendiri2 yaa… Justru kalau sudah banyak orang yang jualan Oriflame, berarti sudah banyak juga orang yang kenal sama produk2nya Oriflame. Itu artinya kita ga perlu susah payah lagi memperkenalkan Oriflame ke mereka. Malah untung kaannn…

Tapi kan ga enak kalau harus saingan sama temen sekantor mbak…
Kalau ga mau saingan sama temen sekantor ya ga usah jualan di kantor… Kita cari tempat jualan yang lain aja… Dunia ini kan luaaasssss banget.
Di Indonesia aja, saat ini baru ada sekitar 300 ribu membernya Oriflame. Sementara jumlah penduduk Indonesia ada seiktar 270 juta jiwa.

I’ll let you do the counting 😉

Kalau ga punya modal?
Bener niiihhh???

Emang ada ya usaha yang ga perlu modal?
Kalau sekarang mau buka warteg, paling ga harus punya modal 10 jutaan. Kalau wartegnya di pinggir jalan raya, modalnya bisa jadi 2-3 kali lipet.
Mau jadi dokter, harus keluarin modal dulu buat kuliah. Konon, biaya kuliah di fakultas kedokteran kalau dikumpulin bisa buat beli rumah 🙂
Mau kerja jadi karyawan di perusahaan orang juga perlu modal. Kita kan baru akan gajian di akhir bulan. Dari awal bulan sampe akhir bulan, kita perlu modal dulu buat bayar ongkos transport dan uang makan.

Jadi kalau kita mau jadi partner bisnis sebuah mutinational company bernama Oriflame, dan kita dituntut untuk punya modal 49.900 untuk dapet stater kit dan beberapa ratus ribu rupiah lagi untuk modal beli produknya, bukankah itu merupakan hal yang amat sangat wajar sekali?

Dan semua tentu sepakat kalau biaya yang kita keluarkan untuk modal itu sama sekali tidak bisa dikategorikan sebagai pemborosan, bukan?

Jangan ketuker2 lagi antara spending dan investing yaa…
Spending itu kalau kita membelanjakan uang kita untuk sesuatu yang sifatnya konsumtif atau akan habis terpakai.
Dalam bahasa aslinya, spending means: to expend money or any other possession; to consume, use, waste, or part with, anything; as, he who gets easily spends freely.

Sementara investing itu adalah kalau kita membelanjakan uang kita untuk hal2 yang bermanfaat dengan tujuan untuk memberikan keuntungan di waktu yang akan datang.
Atau dalam bahasa aslinya, investing means the act of investing; laying out money or capital in an enterprise with the expectation of profit.

Jadi kalau kita mengalihkan belanja kebutuhan sehari2 kita ke produk2nya Oriflame, dengan tujuan supaya kita kenal produknya dan bisa kasih testimoni ke customer, itu bukan pemborosan kan yaa…
Atau kalau kita beli paket internet unlimited biar kita bisa mengakses internet dengan lebih nyaman, dengan tujuan untuk membangun jaringan marketing kita dan bisa rajin ikut etraining, itu juga bukan semata2 spending dong ya…
Daaan, kalau kita bagi2 katalog atau beli buku2 tentang motivasi dan bisnis untuk belajar, jelas itu masuknya ke kategori investing kan yaa…

Kalau baju dan sepatu kita masih bisa dipake, ga usah beli baju dan sepatu baru dulu.
Kalau biasa ke salon sebulan sekali, untuk sementara dikurangin dulu jadi setahun dua kali. Rambut yang sudah terlalu panjang, coba diiket ekor kuda dulu untuk sementara.
Kalau anak2 merengek minta mainan, beri pengertian pada mereka untuk bersabar dan menunggu beberapa waktu.
Ga lama kok… Kalau kita fokus jalananin bisnis ini, tekun dan konsisten, semua modal dan investasi yang kita keluarkan akan kembali dalam hitungan bulan, bahkan minggu!
Bukan sekedar balik modal, tapi malah berlipat kali ganda…
Bukan karena ada tukang sulap atau ahli sihir, tapi karena kita akan bekerja keras untuk itu.

Naahhh…, kalau perkara ‘saya juga belum tau sebenernya apa yang saya inginkan dalam hidup saya’, itu butuh perenungan yang dalam 😀

Mengetahui apa yang kita inginkan dalam hidup kita adalah starting point dari semuanya. Semacam KM 0 kalau di jalan tol. Sesudah itu, langkah pertamanya adalah berani bermimpi besar. Setelah langkah pertama itu, tentunya ada langkah kedua, ketiga, keseratus, kesejuta, dan seterusnya… Sampai akhirnya kita tiba di garis finish.

Kita bisa sama2 menjalani proses menuju garis finish itu. Tapi perjalanan dari KM 0 sampai mengambil langkah pertamanya, itu harus Anda sendiri yang melakukannya….

Selamat menikmati teh hangat sore nya teman2…
Jangan lupa bahagia 🙂

Apa mimpimu hari ini, teman?

Ingat ga, waktu kita kecil dulu, sering sekali kita ditanya:
“Kalau sudah besar kamu mau jadi apa?”
Jadi Dokter.
Jadi Insinyur.
Jadi Pilot.
Jadi Arsitek.
Jadi Tentara.
Sesudah mulai besar, cita2 kita pun sudah mulai lebih spesifik dan beragam.
Jadi dokter spesialis jantung.
Jadi Insinyur sipil
Jadi pilot pesawat tempur
Jadi jenderal
Jadi pemain basket national
Jadi juru masak
Jadi bintang film
Jadi wartawan
Jadi direktur
Tambah dewasa, makin spesifik dan lebih realisits.
Ingin menikah di usia 28 tahun.
Ingin bekerja di perusahaan asing dengan gaji minimal 10 juta
Ingin punya rumah dan mobil sebelum anak2 lahir
Pengen bisa mudik setahun 2 kali, dan ngajak orang tua jalan2.
Setiap hari, kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa tidak semua cita2 kita bisa tercapai.
Ingin jadi pilot, tapi tinggi badan ga mencukupi dan sudah harus pake kaca mata saat masuk SMP.
Ingin jadi dokter tapi ga sanggup bayar biaya kuliah di fakultas kedokteraan.
Ingin punya rumah dan mobil dulu sebelum menikah, tapi umur keburu sampe di kepala 3, bayar DP rumah dan mobil aja belum bisa. Jadi yaa… lupakan saja mimpi tentang rumah dan mobil itu. Yang peting bisa menikah dulu, dari pada besok susah lagi cari jodoh… 😀
Apa yang terjadi dengan cita2 dan mimpi2 kita yang pernah kita bikin dulu?
Perlahan kita mulai melupakannya.
Dan lama kelamaan, kita pun mulai berhenti bermimpi.
Membiarkan hidup berjalan seperti apa adanya.
Padahal, bukankah bermimpi itu menyenangkan?
Membayangkan suatu kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Merencanakan hal2 yang menggairahkan di masa tua.
Memberikan hal2 yang terbaik untuk orang2 yang kita kasihi.
Mengapa kita memutuskan untuk berhenti membuat mimpi?
Yang perlu kita lakukan bukan mengentikan mimpinya,
Tetapi mencari cara yang lebih baik, supaya kita bisa mewujudkan mimpi2 itu.
Hidup ini penuh dengan pilihan.
Dan bukankah berjuang untuk mewujudkan mimpi kita bisa jadi pilhan yang lebih menyenangkan?
Selamat siang,
Selamat memikirkan kembali mimpi2 kita…
Jangan lupa bahagia.

Thirty Seconds Rule

Apa itu thirty seconds rule?
Terinspirasi oleh ten second rules-nya Alva Tjenderasa, saya menerapkan aturan thirty seconds rule dalam bekerja menjalankan bisnis saya.
Artinya, setiap kali saya menemui tantangan atau penolakan,  saya hanya boleh merasa sedih dan “down” selama tidak lebih dari 30 detik saja.
Pada detik ke-31 saya sudah harus bangkit dan mulai bekerja lagi.
Kenapa begitu? Karena kesedihan yang berlarut akan membuat semangat kita patah. Dan semangat yang patah akan mengeringkan tulang. Dan kalau tulang2 sudah kering, siapa yang bisa berdiri tegak, berlari apalagi melompat?
Dengan aktif bekerja  kita akan membunuh pikiran2 negatif dalam kepala kita. Pikiran itu akan muncul kalau tidak melakukan apa2. Kalau kita diam saja. Kalau kita menganggur. Kalau kita membesar2kan kesedihan kita…
Sebaliknya kalau kita sibuk berpikir dan bekerja, pikiran2 negatif akan kesulitan masuk ke dalam kepala kita.
Kenapa harus 30 detik?
Ga harus kok…, kalau ada yang mau bikin jadi 20 detik atau 10 detik  juga boleh…
The faster the better  😉
Sebagian orang ada yang suka memupuk kesedihan di dalam hatinya. Saat sedang kesepian, malah menonton film korea yang melow2. Saat patah hati, malah menyanyikan lagu dangdut,
“kau yang mulai kau yang mengakhiri,
kau yang berjanji, kau yang mengingkari…”

Kita jangan yaaa…,
Sedih itu manusiawi, down boleh, kecewa juga ga apa-apa.
Tapi jangan lama2. Segera bangkit dan semangat lagi!
Ingat sama pekerjaan kita yang menumpuk.
Inget sama mimpi2 yang perlu kita wujudkan.
Inget sama keluarga yang ingin kita bahagiakan.
Jadi, selamat bekerja yaa…,
Jangan lupa bahagia.